Sunday, November 28, 2010

Peran akuntansi dalam evaluasi dan pengendalian Manajemen perusahaan

Informasi Akuntansi memiliki arti penting bagi manajemen untuk pengambilan keputusan,evaluasi dan jugapengendalian manajemen dalam sebuah perusahaan. Walaupun demikian, sistem informasi akuntansi yang berlaku di Indonesia sekarang masih didominasi oleh konsep-konsep akuntansi keuangan yang lebih diarahkan untuk menyajikan informasi pertanggungjawaban keuangan oleh manajemen kepada pihak luar perusahaan. Dengan demikian, sistem informasi akuntansi manajemen belum berperan dalam menyediakan informasi keuangan bagi manajemen untuk merencanakan dan mengendalikan alokasi berbagai sumber daya dalam perusahaan.

Dalam SIA dan efektivitas struktur pengevaluasian intern terdapat suatu hubungan yang timbal balik dimana struktur pengevaluasian intern tidak mungkin berjalan tanpa adanya sarana atau alat untuk menjalankannya, yaitu sistem informasi akuntansi. Sedangkan SIA dikatakan memuaskan apabila didalamnya terdapat efektivitas pengendalian intern.

Keberhasilan suatu sistem informasi akuntansi ditentukan oleh kualitas informasinya. Untuk itu perlu adanya sistem yang baik untuk menghasilkan informasi yang biasa digunakan oleh manajemen untuk pengambilan keputusan. Dan biaya yang dikeluarkan perusahaan untuk pengoperasian sistem tersebut diharapkan mempunyai nilai manfaat bagi perusahaan.

Sementara itu ada juga yang disebut dengan akuntansi manajemen.Akuntansi manajemen adalah metode akuntansi internal yang digunakan oleh manajer perusahaan dalam rangka membantu menginformasikan keputusan terkait dengan bisnis yang mereka kelola serta membantu mengendalikan kinerja perusahaan. Akuntansi manajemen digunakan dalam internal perusahaan dan bersifat rahasia, tidak seperti akuntansi keuangan yang digunakan untuk kepentingan eksternal.

Untuk kedepannya, akuntansi manajemen digunakan untuk menetapkan profit perusahaan yang dapat ditingkatkan berdasarkan data yang dihasilkan. Dibandingkan dengan pemenuhan standar akuntansi, seperti GAAP (Generally Accepted Accounting Principles), akuntansi manajemen menggunakan pengendalian internal yang ekstensif dan kompleks serta sistem informasi manajemen yang terkomputerisasi secara pragmatis.

Pengambilan keputusan yang tepat bagi perusahaan mengharuskan manajernya untuk menggunakan informasi internal yang dihasilkan oleh akuntansi manajemen untuk meningkatkan kinerja perusahaan. Pertanggung-jawaban dalam manajeman sangatlah penting, dan karena penekannya pada penggunaan sumber perusahaan untuk meningkatkan kinerja perusahaan serta menghemat dana, akuntansi manajemen menciptakan sebuah sistem yang bisa diandalkan manajernya. Akuntansi manajemen adalah pengukuran, analisa, identifikasi, akumulasi, interpretasi, persiapan, dan komunikasi informasi yang digunakan oleh manajer untuk mengendalikan, merencanakan, dan mengevaluasi penggunaan sumber perusahaan. Akuntansi manajemen juga memperisapkan laporan keuangan eksternal.

Akuntansi manajemen mencakup 3 area penting: kinerja manajemen, manajemen stratejik dan manajemen resiko. Akuntansi manajemen bertanggung jawab atas pengukuran, identifikasi, laporan, dan resiko manajemen sebagai faktor kontribusi paling penting dalam kerangka perusahaan. Manajemen stratejik bagi akuntan manajemen membantu mereka untuk memajukan peran mereka sebagai partner strategi dalam perusahaan. Manajemen kinerja bagi akuntan manajemen membutuhkan latihan pengambilan keputusan dalam bisnis dan kemampuan mengelola kinerja perusahaan. Area ini memiliki penekanan khusus dengan AICPA (American Institute of Certified Public Accountants) sebagai bagian penting dari tanggung jawab akuntan manajemen.

Akuntan manajemen menerapkan ketrampilan dan pengetahuan dokumentasi finansial mereka untuk menyediakan informasi yang dibutuhkan manajer dalam membuat keputusan terkait dengan kinerja perusahaan dimasa datang. Mereka sangat diperlukan oleh kemampuan manajer untuk menciptakan kebijakan serta mengendalikan dan merencanakan strategi yang diperlukan untuk meningkatkan profit perusahaan. Akuntansi manajemen menciptakan nilai dalam perusahaan diluar produksi dan pandangan mereka membantu perusahaan untuk berkembang kedalam mesin yang berfungsi dan terkelola dengan baik. Aspek historis dari biaya dan perekaman tidak begitu penting dalam akuntansi manajemen ketika melihat kedepan, karena jenis data tersebut tidak membantu menentukan profit perusahaan dimasa datang.

Peran utama akuntansi manajemen sektor publik adalah menyediakan informasi akuntansi yang akan digunakan oleh manajer sektor publik dalam melakukan fungsi perencanaan dan pengendalian organisasi. Informasi akuntansi diberikan sebagai alat atau sarana untuk membantu manajer menjalankan fungsi-fungsi manajemen sehingga tujuan organisasi dapat tercapai.

Akuntansi manajemen merupakan bagian dari suatu sistem pengendalian manajemen yang integral. Institute of Management Accountants (1981) mendefinisikan akuntansi manajemen sebagai suatu proses pengidentifikasian, pengukuran, pengakumulasian, penganalisaan, penyiapan, pengintepretasian, dan pengkomunikasian informasi finansial yang digunakan oleh manajemen perencanaan, evaluasi, dan pengendalian organisasi serta untuk menjamin bahwa sumber daya digunakan secara tepat dan akuntabel.

Statements on Management Accounting 1A tentang definisi akuntansi manajemen, dipaparkan sebagai berikut:

“The Process of identification, measurement, accumulation, analysis, preparation, interpretation, and communication of financial information used by management to plan, evaluate, and control within an organization and to assure appropriate use of and accountability for its resources.”

Chartered Institute of Management Accountants (1994) dalam Jones dan Pandlebury (1996) membuat definisi yang lebih luas daripada definisi yang dikeluarkan oleh Institute of Management Accountants, terutama dalam hal luas informasi yang diberikan. Chartered Institute of Management Accountants mendefinisikan akuntansi manajemen sebagai suatu bagian integral dari manajemen yang terkait dengan pengidentifikasian, penyajian, dan pengintepretasian informasi yang digunakan untuk:

-Perumusan Strategi

-Perencanaan dan pengendalian aktivitas

-Pengambilan keputusan

-Pengoptimalan penggunaan sumber daya

-Pengungkapan (disclosure) kepada shareholders dan pihak luar organisasi

-Pengungkapan kepada karyawan

-Perlindungan asset

Pada dasarnya prinsip akuntansi manajemen sektor publik tidak banyak berbeda dengan prinsip akuntansi manajemen yang diterapkan pada sektor swasta. Akan tetapi, harus diingat bahwa sektor publik memiliki perbedaan sifat dan karakterisitik dengan sektor swasta, sehingga penerapan teknik akuntansi manajemen sektor swasta tidak dapat diadopsi secara langsung tanpa modifikasi.

Peran utama akuntansi manajemen dalam organisasi sektor publik adalah memberikan informasi akuntansi yang relevan dan handal kepada manajer untuk melaksanakan fungsi perencanaan dan pengendalian organisasi. Dalam organisasi sektor publik, perencanaan dimulai sejak dilakukannya perencanaan stratejik, sedangkan pengendalian dilakukan terhadap pengendalian tugas (task control). Peran akuntansi manajemen dalam organisasi sektor publik meliputi:

1. Perencanaan Stratejik

Pada tahap perencanaan stratejik, manajemen organisasi membuat alternatif-alternatif program yang dapat mendukung strategi organisasi. Peran akuntansi manajemen adalah memberikan informasi untuk menentukan berapa biaya program (cost of program) dan beberapa biaya suatu aktivitas (cost of activity), sehingga berdasarkan informasi akuntansi tersebut manajer dapat menentukan berapa anggaran yang dibutuhkan dikaitkan dengan sumber daya yang dimiliki.

Akuntansi manajemen pada sektor publik dihadapkan pada tiga permasalahan utama yaitu efisiensi biaya, kualitas produk, dan pelayanan (cost, quality and services). Untuk dapat menghasilkan kualitas pelayanan publik yang tinggi dengan biaya yang murah, pemerintah harus mengadopsi sistem informasi akuntansi manajemen yang modern. Namun tetap, terdapat sedikit perbedaan antara sektor swasta dengan sektor publik dalam hal penentuan biaya produk/pelayanan (product costing). Hal tersebut disebabkan sebagian besar biaya pada sektor swasta cenderung merupakan engineered cost yang memiliki hubungan secara langsung dengan output yang dihasilkan, sementara biaya pada sektor publik sebagian besar merupakan discretionary cost yang ditetapkan di awal periode anggaran dan sering tidak memiliki hubungan langsung antara aktivitas yang dilakukan dengan output yang dihasilkan. Kebanyakan output yang dihasilkan di sektor publik merupakan intangible output yang sulit diukur.

2. Pemberian informasi biaya

Biaya (cost) dalam akuntansi sektor publik dapat dikategorikan menjadi tiga kelompok, yaitu:

-Biaya Input: Biaya input adalah sumber daya yang dikorbankan untuk memberikan pelayanan. Biaya input bisa berupa biaya tenaga kerja dan biaya bahan baku.
-Biaya output: Biaya output adalah biaya yang dikeluarkan untuk mengantarkan produk hingga sampai ke tangan pelanggan. Pada organisasi sektor publik output diukur dengan berbagai cara tergantung pada pelayanan yang dihasilkan.
-Biaya proses: Biaya proses dapat dipisahkan berdasarkan fungsi organisasi. Biaya diukur dengan mempertimbangkan fungsi organisasi.

3. Penilaian investasi

Penilaian investasi di sektor publik pada dasarnya lebih rumit dibandingkan dengan di sektor swasta. Teknik-teknik penilaian investasi yang digunakan di sektor swasta didesain untuk organisasi yang berorientasi pada laba. Sementara organisasi publik merupakan organisasi yang tidak berorientasi pada laba, sehingga terkadang teknik-teknik tersebut tidak dapat diterapkan untuk sektor publik. Di samping itu sulit untuk mengukur output yang dihasilkan, sehingga untuk menentukan keuntungan di masa depan dalam ukuran finansial (expected return) tidak dapat (sulit) dilakukan.

Penilaian investasi dalam organisasi publik dilakukan dengan menggunakan analisis biaya-manfaat (cost-benefit analysis). Dalam praktiknya, terdapat kesulitan dalam menentukan biaya dan manfaat dari suatu investasi yang dilakukan. Hal tersebut karena biaya dan manfaat yang harus dianalisis tidak hanya dilihat dari sisi finansialnya saja akan tetapi harus mencakup biaya sosial (social cost) dan manfaat sosial (social benefits) yang akan diperoleh dari investasi yang diajukan. Menentukan biaya sosial dan manfaat sosial dalam satuan moneter sangat sulit dilakukan. Oleh karena itu, penilaian investasi dengan menggunakan analisis biaya-manfaat di sektor publik sulit dilaksanakan. Untuk memudahkan, dapat digunakan analisis efektifitas biaya (cost-effectiveness analysis).

4. Penganggaran

Akuntansi manajemen berperan untuk memfasilitasi terciptanya anggaran publik yang efektif. Terkait dengan tiga fungsi anggaran, yaitu sebagai alat alokasi sumber daya publik, alat distribusi, dan stabilisasi, maka akuntansi manajemen merupakan alat yang vital untuk proses mengalokasikan dan mendistribusikan sumber dana publik secara ekonomis, efisien, efektif, adil dan merata.

5. Penentuan biaya pelayanan (cost of services) dan penentuan tarif pelayanan (charging for services)

Akuntansi manajemen digunakan untuk menentukan berapa biaya yang dikeluarkan untuk memberikan pelayanan tertentu dan berapa tarif yang akan dibebankan kepada pemakai jasa pelayanan publik, termasuk menghitung subsidi yang diberikan. Tuntutan agar pemerintah meningkatkan mutu pelayanan dan keluhan masyarakat akan besarnya biaya pelayanan merupakan suatu indikasi perlunya perbaikan sistem akuntansi manajemen di sektor publik. Masyarakat menghendaki pemerintah memberikan pelayanan yang cepat, berkualitas, dan murah. Pemerintah yang berorientasi pada pelayanan publik harus merespon keluhan, tuntutan dan keinginan masyarakat tersebut agar kualitas hidup masyarakat menjadi semakin baik dan kesejahteraan masyarakat meningkat.

6. Penilaian kinerja

Penilaian kinerja merupakan bagian dari sitem pengendalian. Penilaian kinerja dilakukan untuk mengetahui tingkat efisiensi dan efektivitas organisasi dalam mencapai tujuan yang sudah ditetapkan. Dalam tahap penilaian kinerja, akuntansi manajemen berperan dalam pembuatan indikator kinerja kunci (key performance indicator) dan satuan ukur untuk masing-masing aktivitas yang dilakukan.

Proses Akuntansi Manajemen

Proses akuntansi manajemen dapat dikembangkan dengan berbagai metode, antara lain:

-Flatening struktur manajemen merupakan proses penyederhanaan struktur.

-Menggunakan cross fungsional team merupakan proses saling isi menurut keahlian dan kekuatan antara tim yang terlibat.
-Menyampaikan informasi secara cepat dan tepat merupakan teknik penyaringan informasi yang relevan.
-
Pendelegasian kuasa kepada tenaga kerja merupakan teknik pengembangan kekuatan tim melalui pemberian kepercayaan.

Peran dan Tujuan Akuntansi Manajemen Sektor Publik

Peran fundamental akuntansi manajemen di organisasi sektor publik adalah membantu manajer/pimpinan dengan informasi akuntansi yang dibutuhkan agar fungsi perencanaan dan pengendalian dapat dilakukan. Secara rinci, tujuan umum tersebut dapat diturunkan menjadi:

-Membantu manajemen memformulasi kebijakan organisasi.

-Membantu manajemen dalam proses perencanaan organisasi.

-Membantu manajemen dalam mengendalikan operasi/kegiatan organisasi.

Peran Akuntansi Pertanggungjawaban dalam Pengendalian Manajemen

Di dalam suatu organisasi bisnis pada level middle-up akan sangat tidak mungkin sebagai manajer puncak untuk mengendalikan seluruh kegiatan operasi organisasinya secara perorangan. Untuk itu diperlukan perangkat dan sistem yang dapat menjamin dan meyakinkan manajer puncak bahwa anggota-anggota organisasinya dalam melaksanakan wewenang dan tanggung jawab sesuai dengan keinginan manajer puncak yang disebut desentralisasi.

Suatu organisasi yang terdesentralisasi adalah organisasi yang pembuatan keputusannya tidak diserahkan kepada beberapa eksekutif-eksekutif puncak, tetapi disebarkan di seluruh organisasi dengan manajer pada berbagai tingkat untuk membuat berbagai keputusan-keputusan penting yang berhubungan dengan lingkup tanggung jawab mereka. Desentralisasi adalah masalah tingkatan, karena seluruh organisasi didesentralisasi sampai pada lingkup tertentu sejauh diperlukan. Suatu organisasi yang terdesentralisasi secara kuat adalah organisasi yang memberikan kebebasan pada manajer dengan tingkat-tingkat yang lebih rendah atau karyawan untuk membuat keputusan.

Dengan mendesentralisasi keputusan-keputusan operasi, manajemen pusat bebas berperan dan harus berfokus dalam upaya perumusan perencanaan dan pengambilan keputusan strategis. Kelangsungan operasi jangka panjang dari organisasi harus lebih penting bagi manajemen pusat daripada operasi sehari-hari. Oleh karena itu, pengambilan keputusan dan perencanaan untuk operasi sehari-hari dapat diserahkan pada manajer di tingkat-tingkat yang lebih rendah.

Dengan menggunakan akuntansi pertanggungjawaban dimana struktur organisasi dibentuk menjadi beberapa pusat pertanggungjawaban maka seorang manajer puncak tidak perlu untuk terlibat secara langsung dalam kegiatan operasi organisasi karena manajer puncak telah mendelagasikan sebagian wewenangnya kepada para manajer pusat pertanggungjawaban untuk melaksakan tindakan-tindakan yang diperlukan dalam menjalankan kegiatan operasi organisasi. Melalui informasi-informasi yang dihasilkan oleh akuntansi pertanggungjawaban inilah manajer puncak dapat mengendalikan kegiatan operasi organisasinya maupun memberikan tindakan-tindakan korektif atas pelaksanaan kegiatan operasi yang menyimpang dari aturan atas standar yang telah di tetapkan.

Anggaran yang telah disusun oleh para manajer lini / produk merupakan suatu bentuk komitmen mengenai seberapa besar tanggung jawab dan wewenangnya atas pemakaian dan pengolahan sejumlah sumber daya ekonomi yang dimiliki oleh organisasi yang dibebankan kepadanya. Sedangkan laporan realisasi anggaran akan menunjukkan sejauh mana prestasi manajer lini / produk tersebut dalam melaksanakan komitmennya seperti yang telah dituangkan dalam anggaran unit organisasi.

Setelah laporan realisasi anggaran disusun oleh masing-masing unit organisasi (pusat pertanggungjawaban), maka evaluasi dan analisis laporan realisasi anggaran menjadi tugas manajemen puncak. Penyimpangan-penyimpangan yang terjadi antara anggaran dengan laporan realisasi anggaran harus di analisis sedemikian rupa sehingga tindakan-tindakan korektif dapat dilakukan secara efektif. Informasi berupa hasil analisis inilah yang kemudian dapat menunjukkan keefisienan dan keefektifan penerapan akuntansi pertanggungjawaban dalam pengendalian manajemen.

Oleh karena itulah, pemisahan yang jelas antara wewenang dengan tanggung jawab (desentralisasi) sangatlah diperlukan dalam system akuntansi pertanggungjawaban. Pembentukan wewenang dan tanggung jawab secara normal dapat timbul sebagai konsekuensi alami dari fungsi manajemen.

Lalu, Secara umum, peran akuntansi dalam evaluasi dan pengendalian manajemen perusahaan adalah :

1. Memberikan manajer-manajer dalam tingkat yang lebih rendah mendapatkan pengalaman pokok dalam mengambil keputusan.

2. Manajemen puncak dibebaskan dari pemecahan persoalan hari ke hari yang banyak dan memiliki peluang untuk berkonsentrasi pada strategi, pada pembuatan keputusan yang tingkatnya lebih tinggi dan pada kegiatan-kegiatan koordinasi.

3. Menambah tanggung jawab dan kewenangan pembuatan keputusan yang sering kali mengakibatkan kepuasan pekerjaan meningkat.

4. Manajer-manajer di tingkat yang lebih rendah secara umum memiliki informasi yang lebih rinci dan diperbaharui tentang kondisi-kondisi dalam bidang tanggung jawab mereka sendiri daripada manajer-manajer puncak.

5. Sulit untuk mengevaluasi prestasi seorang manajer jika manajer tidak diberi banyak kebebasan.

Kesimpulan :

Berdasarkan uraian diatas, bahwa Sistem Informasi Akuntansi Manajemen sangat berperan dalam membantu manajemen untuk pengambilan keputusan, baik keputusan strategis maupun keputusan taktis serta pengendalian dan juga mengevaluasi kinerja suatu perusahaan. Laporan dari bagian akuntansi dalam perusahaan dapat membantu manajer mengambil keputusan dengan lebih bijak dan terarah, setelah keputusan diambil biasanya bagian akuntansi akan menilai apakah keputusan itu efektif dan efisien.

Sistem pengendalian manajemen dalam suatu organisasi merupakan struktur dan proses sistematis yang terorganisir yang dapat digunakan oleh manajemen untuk memastikan bahwa kegiatan operasi organisasi sesuai dengan strategi dan kebijakan organisasi. Oleh sebab itu manajemen membutuhkan alat bantu untuk menghasilkan informasi proses kegiatan organisasi. Dan salah satu cara yang tepat bagi manajemen puncak yaitu dengan menerapkan system akuntansi pertanggungjawaban dan menggunakan system desentralisasi yaitu pendelegasian otoritas dan tanggung jawab kepada individu yang berada pada posisi terbaik atas situasi dan kondisi tertentu sebagai pengambil keputusan.

Daftar Pustaka:

Wikipedia

http://www.docstoc.com/docs/33719804/Makalah-Ruang-Lingkup-Akuntansi-Manajemen

www.labora.ac.id/berita/show.php?id=31

www.look-pdf.com/search-Peran-akuntansi-biaya-bagi-perusahaan-pdf.html

http://jurnal.pdii.lipi.go.id/admin/jurnal/94083542.pdf

»»  READMORE...

Boss vs Pemimpin

Dalam setiap perusahaan maupun organisasi dibutuhkan seorang pemimpin yang berfungsi untuk memimpin jalannya suatu organisasi. Tidak semua orang dapat menjadi pemimpin. Dapat kita lihat dari realitas yang ada saat ini, kita lebih banyak menemukan pemimpin yang bersosok seperti seorang “boss”dari pada yang berjiwa pemimpin yang sebenarnya. Padahal seorang boss itu belum tentu dapat menjadi seorang pemimpin yang baik untuk menjalankan suatu organisasi atau perusahaan. Banyak sekali orang yang gagal untuk menjadi pemimpin karena mereka tidak berlaku sebagai pemimpin melainkan berlaku sebagai boss.

Mengapa hal demikian dapat terjadi? Tentu ada banyak factor yang mendukung pernyataan tersebut.Berikut adalah perbedaan-perbedaan yang mendasar antara boss dengan pemimpin

Seorang boss biasa nya menciptakan rasa takut dalam diri anak buahnya sedangkan seorang pemimpin membangun kepercayaan diri anak buah nya sehingga mereka dapat lebih berkembang lagi dalam karier yang sedang mereka jalani sekarang ini.Sebagai contoh seorang boss mmberlakukan berbgai macam sanksi bagi para karyawan yang melakukan kelalaian.Hal ini akan menyebabkan karyawan menjadi disiplin namun didasari oleh rasa takut terhadap boss nya bukan atas kesadaran dirinya sendiri.Sedangkan seorang pemimpin akan lebih memotivasi anak buahnya sehingga mereka akan mempunyai kesadaran diri sendiri untuk melakukan hal-hal yang lebih baik bagi mereka dan juga perusahaan.

Seorang boss mengatakan “saya”. Seorang pmimpin mengatakan “kita”.Artinya adalah seorang boss lebih memiliki ego yang tinggi sehingga ia lebih bersikap individual.Sementara seorang pemimpin tidak hanya memikirkan diri nya sendiri melainkan juga menempatkan diri nya sebagai bagian dari perusahaan atau organisasi tersebut sehingga ia merasa bahwa perusahaan tersebut dapat berkembang dengan baik bukan atas diri nya sendiri melainkan hasil kerja keras bersama.

Seorang boss mengandalkan kekuasaan.Seorang pemimpin mengandalkan kerjasama.Hal ini tentu nya sangat sering kita lihat dalam realita yang ada dikehidupan kita sekarang ini.Banyak boss yang memanfaatkan jabatanya atau kekuasaan nya sebagai alat untuk memerintah anak buahnya seenaknya demi kepentingan pribadi.Sedangkan seorang pemimpin lebih mau ikut campur dalam setiap kegiatan yang ada dalam suatu organisasi atau perusahaan tersebut.

Seorang boss menyetir sedangkan Seorang pemimpin memimpin. Yang dimaksud dengan menyetir disini adalah seorang boss menyetir perusahaannya sendiri tanpa mau mendengarkan masukan dari orang lain yang mungkin dapat lebih baik dari pendapatnya (otoriter).Sedangkan pemimpin dapat memimpin perusahaanya dengan bijak sehingga ia tidak hanya menuruti keinginan nya sendiri melainkan juga menerima masukan-masukan dari para karyawan atau anak buah nya.

Seorang boss menyalahkan sedangkan Seorang pemimpin menyelesaikan masalah dan memperbaiki kesalahan. Bila ada suatu masalah, maka seorang boss akan lebih memilih untuk menyalahkan anak buahnya tanpa memberitahu apa kesalahan karyawan tersebut, dimana kesalahan karyawan tersebut dan bagaimana cara memperbaiki kesalahan tersebut. Sedangkan seorang pemimpin berlaku sebaliknya. Bila terjadi suatu kesalahan yang dilakukan oleh karyawannya, dia akan berusaha mencari tahu kesalahan apa yang dilakukan oleh karyawan tersebut dan bila sudah tahu, ia akan menasehati karyawan tersebut sehingga karyawannya itu akan berusaha memperbaiki kesalahannya dan tidak akan mengulanginya lagi serta karyawan tersebut dapat berkembang ke arah yang lebih positif.

Seorang boss menguasai 10% tenaga kerja bermasalah,sedangkan seorang pemimpin menguasai 90% tenaga kerja yang kooperatif. Jika seorang pemimpin yang berjiwa seorang boss, maka dia tidak akan sepenuhnya memahami situasi dan kondisi yang ada didalam perusahaannya. Maka ia tidak akan sepenuhnya memahami karyawan-karyawan nya masing-masing. Sedangkan pemimpin akan berusaha untuk semaksimal mungkin untuk memahami situasi dan kondisi serta sifat-sifat karyawannya.

Seorang boss menyebabkan dendam bertumbuh, sedangkan Seorang pemimpin memupuk antusiasme yang bertumbuh. Hal ini disebabkan oleh perilaku boss yang terlalu sering memerintah,mengatur, dan mengomeli karyawan bahkan sampai memberlakukan hukuman yang cukup memberatkan karyawan. Selain itu para boss juga suka menggunakan jabatannya untuk memberikan ancaman berupa pemutusan hubungan kerja atau memecat para karyawannya apabila tidak mematuhi aturan yang berlaku di perusahaan tersebut. Hal ini tidak jarang menimbulkan perasaan dendam di hati para karyawanya. Sedangkan seorang pemimpin akan memberikan dorongan dan motivasi untuk para karyawannya dan menciptakan suasana kerja yang nyaman bagi karyawannya sehingga dapat menumbuhkan antusiasme kerja bagi para karyawannya.

Seorang boss menyebabkan pekerjaan menjemukan, sedangkan Seorang pemimpin menyebabkan pekerjaan menyenangkan/ menarik. Situasi yang sering kita lihat di perusahaan-perusahaan yang ada pada saat ini adalah situasi yang tegang dan sangat tidak menyenangkan. Para karyawan hanya bekerja berdasarkan tekanan dan paksaan dari boss. Hal ini tentu nya sangat menjemukan dan tidak menumbuhkan semangat kerja dan produktifitas kerja para karyawan. Sedangkan pemimpin akan memberikan suasana kerja yang menyenangkan. Hal tersebut tentu mempengaruhi produktifitas setiap karyawan karena lingkungan kerja mempunyai andil yang besar dalam mendukung semangat kerja karyawan .

Seorang boss tahu bagaimana sesuatu dikerjakan sedangkan seorang pemimpin tahu bagaimana mengerjakannya. Begitu ada suatu pekerjaan, seorang boss hanya mau melihat hasilnya tanpa mempedulikan bagaimana susahnya pekerjaan itu dikerjakan oleh para karyawan. Hal itu menyebabkan boss kadang-kadang tidak akan bisa bekerja bila karyawannya tidak hadir (absen). Karena seorang boss tidak tahu dan tidak akan pernah tahu bagaimana proses suatu pekerjaan dibuat. Sedangkan seorang pemimpin yang baik tidak akan berlaku seperti itu. Di setiap pekerjaan dia akan terjun langsung untuk memonitori dan mengontrol kegiatan para karyawan sehingga tercipta rasa kebersamaan antara pemimpin dan karyawannya.

***

How To Be A Good Leader

1. Pemimpin Tidak Pernah Berhenti Untuk Terus Meningkatkan Performa Team Kerjanya, Memanfaatkan Setiap Celah Untuk Mengevaluasi, Mengarahkan dan Membangun Kepercayaan Diri.

Habiskan sebagian besar waktu dan energi untuk tiga hal tersebut.
Evaluasi - Menempatkan the right man on the right place, memberi support dan mengeluarkan orang yang tidak memberikan nilai tambah.
Pengarahan - Menjadi guide, memberi kritik, sekaligus membantu bawahannya untuk meningkatkan performa kerjanya dg berbagai cara.
Membangun Kepercayaan Diri - Dengan memberi semangat, perhatian dan penghargaan atas pekerjaan bawahannya. Kepercayaan diri bisa memberi energi lebih untuk motivasi berprestasi.

2. Pemimpin Meyakinkan Orang Untuk Bukan Hanya Melihat Visi, tapi Juga Hidup dan Bernapas dengan Visi Tersebut.

Intinya, pemimpin harus menentukan visi teamnya dan membuat itu menjadi kenyataan. Caranya, pertama adalah buat visi itu sejelas mungkin, mudah dimengerti dan dicerna, nggak perlu jargon-jargon rumit, visi harus terus dikomunikasikan setiap saat dan dengan siapa saja. Masalah umum adalah, visi biasanya dibicarakan di tingkat atasan saja dan tidak menurun ke level bawahan, padahal visi hanya bisa dicapai jika semua orang terlibat.

3. Pemimpin ‘Merasuki’ Setiap Orang, Memompa Energi Positif dan Optimisme.

Pekerjaan bisa amat berat, dan salah satu fungsi pemimpin adalah melawan tarikan gravitasi negatif dan memberikan aura positif dan optimisme, ini adalah teknik psikologis yang teramat bergantung pada pembawaan pribadi sang pemimpin, dan ini harus diasah jika ingin menjadi pemimpin yang berhasil.

4. Pemimpin Membangun Kepercayaan dengan ketulusan, keterbukaan dan penghargaan.

Bawahan harus mengetahu dimana mereka berdiri, pemimpin juga harus terbuka tentang kondisi usaha yang sebenarnya. Saat masa-masa sulit, pemimpin harus fair mengambil tanggungjawab untuk hal-hal yang salah, namun saat masa-masa kesuksesan, pemimpin harus royal dalam memberikan pujian dan penghargaan.

5. Pemimpin Memiliki Keberanian untuk Membuat Keputusan yang Tidak Populer dan Bernyali Besar.

Ada kalanya seorang pemimpin harus mengambil keputusan yang sulit, seperti memecat pegawai, memotong anggaran, menutup proyek. Dia harus menghadapi berbagai tantangan dan kritik. Disini seorang pemimpin tetap harus menjadi pendengar yang baik dan menjelaskan keadaannya dengan jelas, sekaligus terus maju dengan keputusan tersebut jika memang itu yang terbaik bagi perusahaan.

6. Pemimpin Selalu Tergerak oleh Rasa Ingin Tahu, Berusaha Mendapatkan Semua Jawaban dan Penjelasan, juga Mengutamakan Aksi Nyata.

Intinya, menjadi seorang pemimpin bukan berarti menjadi seseorang yang tahu tentang segala detail. Pemimpin jangan segan-segan terlihat seperti orang bodoh saat menanyakan suatu hal yang tidak dimengertinya kepada bawahan. Setiap diskusi haruslah menggunakan kata-kata tipikal, “What If?”, “Why Not?”, “How Come?” yang semuanya membutuhkan penjelasan panjang untuk mendapatkan pengertian yang sejelas2nya. Pertanyaan2 tersebut bisa menaikkan suatu issue yang membutuhkan penanganan aksi nyata.

7. Pemimpin Menginspirasi Pengambilan Resiko dan Pembelajaran dengan Memberi Contoh Nyata.

Kedua hal ini biasanya manis dalam teori saja. Dalam menghadapi keseharian kerja, seoarang pemimpin harus bisa menjadi contoh bagi bawahannya, tegas namun juga tetap rasional (menerima penjelasan) dan tetap memiliki sense of humor, di satu sisi bawahan tidak menganggap pemimpinnya sebagai monster dan mereka nyaman bekerja dengannya namun juga tetap memiliki batasan yang jelas, intinya pemimpin haruslah baik hati namun tetap berwibawa.

8. Pemimpin Merayakan Kesuksesan Bersama-Sama

Membuat suatu perayaan kecil bersama saat suatu terget diraih kedengarannya kurang professional, namun sebaliknya, selalu ada hal-hal yang bisa dirayakan bersama. Perayaan spontan di kantor bisa membentuk atmosfer positif dan rasa dihargai. Jangan sia-siakan setiap momentum yang bisa dirayakan, dalam jangka panjang hal tersebut bisa membuat team lebih solid dan percaya diri. Work is too much part of life not to recognize moments of achievements.

Penutup, saat ditanyakan kepada Jack Welch, apakah kepemimpinan adalah bakat atau suatu hal yang bisa dipelajari? Jawabannya adalah, dua-duanya! Beberapa karakteristik seperti IQ dan energy, biasanya bawaan sejak lahir, namun di lain sisi, banyak hal-hal yang biasanya dipelajari dari kehidupan nyata dan akademis, kepercayaan diri di rumah, sekolah, dan bidang olahraga, pengalaman organisasi, pelatihan, interaksi dengan lingkungan sosial dan kerja, bagaimana menghadapi suatu kegagalan dan bangkit lagi, dan lain-lain, dengan waktu dan proses, kepemimpinan adalah suatu hal yang bisa diasah.

***

Contoh sosok seorang pemimpin yang baik :

Harry Gordon Selfridge adalah pendiri salah satu department store (pusat perbelanjaan) di London yang merupakan salah satu department store terbesar di dunia. Ia mencapai kesuksesan tersebut dengan menjadi seorang ‘pemimpin’ dan bukan dengan menjadi ‘Boss’.

Menurut pendapat John C, Maxwell, yang menyoroti perbedaan antara boss dan pemimpin mengatakan, seorang pemimpin lebih punya itikad baik, lebih bijak, baik dalam sikap dan tingkah lakunya. Dia lebih bisa melatih atau mendidik pengikutnya. Katakanlah, seorang karyawan yang baru masuk menjadi cepat berkembang, karena pemimpin mampu menimbulkan rasa antusiasme pada karyawannya.

Tetapi lain halnya, dengan seorang boss. Boss lebih mirip dengan juragan, seorang boss itu lebih banyak maunya sendiri. Egoismenya tinggi, dan sikap atau tingkah lakunya lebih terkesan menggiring pekerjaannya dan kerap menimbulkan rasa takut pada anak buahnya. Karena sikap itu menyagkut pola rasa dan pola pikir, sehingga pengaruh sikap boss semacam itu, menurut seorang pakar kepribadian, Dale E. Golloway, akan membuat anak buahnya menjadi gelisah, menderita, melukai hati, dan bahkan bisa mendatangkan musuh.

Seorang boss juga lebih tergantung pada wewenang, terutama wewenang struktural. Kalau tidak lagi memiliki wewenang, maka pengaruhnya tidak ada. Bahkan orang lain tidak lagi respek pada dia, manakala sudah tidak menjadi boss lagi. Itulah memang konsekuensinya kalau seseorang lebih menggunakan wewenang struktural. Jadi orang lebih terpengaruh pada boss yang punya wewenang tersebut, dan bukan pada hubungan moral seperti yang lebih baik dilakukan seorang pemimpin.

Dan, saya kerap melihat, bahwa seorang boss cenderung suka menyalahkan anak buahnya, karena dia memang lebih suka menetapkan kesalahan tanpa menunjukkan jalan keluar, dan boss itu tahu bagaimana itu dilakukan. Tapi lain halnya dengan seorang pemimpin, dia lebih tahu bagaimana memperbaiki kemacetan yang dilakukan bawahannya atau pengikutnya dan bisa menunjukkan cara mengatasinya.

Boss juga lebih suka mengatakan “Aku”, sementara pemimpin lebih suka mengatakan “Kita”. Perbedaannya tak hanya itu. Boss juga lebih suka mengatakan “Jalan”! jadi lebih bersikap otoriter. Sangat berbeda dengan cara pemimipin dalam menggerakkan karyawannya lebih bersikap egaliter, maka tak mengherankan lebih cenderung mengatakan “Mari kita jalan!”.

Oleh karena itulah, dalam mengembangkan bisnis kita dan dalam menghadapi persaingan bisnis ysng semakin keras saat sekarang ini, saya kira memang dibutuhkan entrepreneur – entrepreneur leader. Keberhasilan bisnis kita akan lebih sukses karena tindakan dan keputusan strategis yang diambil oleh entrepreneur leader.

Sebab, dalam kepemimpinannya mereka lebih menekankan pada hubungan manusiawi, sehingga orang – orang di bawahnya termotivasi dan lebih mampu menggunakan pemikiran dan wawasan kreatifnya. Sebaliknya, boss tidak mampu menumbuhkan sikap semacam itu. Maka, jadilah entrepreneur leader.

Kesimpulan

Dengan ini maka dapat disimpulkan bahwa pemimpin tidak sama dengan boss. Didalam setiap organisasi pasti dibutuhkan sosok seorang pemimpin yang bijaksana, mementingkan kesejahteraan bersama, bertanggung jawab, adil, tidak egois, bersifat kekeluargaan serta dapat memotivasi karyawannya. Bukan seorang boss yang egois, individual, mementingkan kepentingan sendiri, tidak menerima saran dari orang lain, sombong serta tidak dapat memotivasi karyawannya. Karena itulah sosok seorang boss tidak akan membawa perubahan positif yang dapat memajukan suatu organisasi sedangkan seorang pemimpin dapat memotivasi dan memberi dorongan kepada anak buahnya sehingga dapat memberi perubahan yang positif pada suatu organisasi. Dengan demikian organisasi tersebut dapat maju dan berkembang dengan pesat serta memberi kesejahteraan bagi semua pihak yang terlibat.

»»  READMORE...

Monday, November 15, 2010

Our team members

Ini foto-foto dari anggota kelompok kami :






dari kiri ke kanan :
Ria Natalia (125100071)
Olivia Rossalyne (125100817)
Marilyn Dewi (1251000087)
Venita (125100083)
Cindy Puspita sari (125100080)
Fransisca Agustine (125100090)
Clarissa (125100084)
»»  READMORE...